Sebagai seorang wirausahawan yang masih baru, bisa jadi Anda merasa kesulitan dalam cara menentukan harga jual sebuah produk. Anda bisa jadi merasa takut memperoleh untung yang terlalu sedikit atau memasang harga terlalu mahal.
Meski begitu, jangan terlalu khawatir karena pada artikel ini kami akan memberitahu Anda sederet cara dan patokan yang bisa Anda tiru. Anda dapat menentukan sebuah harga jual agar tidak terlalu mahal atau murah.
Daftar isi:
9 Cara Menentukan Harga Jual Produk
Cost-based Pricing
Cost-based pricing adalah cara yang bisa Anda gunakan dalam menentukan harga jual sebuah barang berdasarkan biaya. Caranya adalah dengan menghitung biaya-biaya yang sudah Anda keluarkan ditambah dengan keuntungan yang ingin Anda ambil setiap penjualannya.
Biaya-biaya yang dimaksud meliputi listrik, gaji karyawan, transportasi, biaya promosi dan lain sebagainya. Dengan begitu, Anda perlu benar-benar mengetahui seberapa banyak biaya yang sudah Anda keluarkan untuk suatu jenis produk.
Jika Anda sudah mengetahui besaran biaya yang sudah Anda keluarkan, selanjutnya tentukan seberapa besar Anda akan ambil keuntungan. Ketika seluruh biaya yang sudah Anda keluarkan ditambah keuntungan yang ingin Anda ambil sudah diketahui, maka harga jual sudah bisa ditentukan.
Competition-based Pricing
Competition-based pricing adalah harga barang yang Anda tentukan setelah melihat harga yang ditentukan oleh kompetitor di pasar. Cara ini cukup efektif jika Anda memiliki produk yang serupa namun memiliki kualitas berbeda.
Dengan melihat harga yang ditentukan oleh kompetitor, Anda memiliki patokan harga. Namun, tentu saja bukan berarti Anda perlu menyamakan atau memberi harga yang lebih murah agar bisa bersaing.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, jika Anda memiliki produk serupa namun kualitas berbeda, Anda bisa menentukan apakah harga yang ditawarkan akan lebih tinggi atau rendah berdasarkan kualitas produk Anda.
Customer-based Pricing
Metode menentukan harga dengan cara customer-based pricing memerlukan upaya lebih untuk menentukan harga. Anda perlu melakukan survei pelanggan dengan melakukan wawancara atau memberi kuesioner.
Beberapa pertanyaan seperti seberapa besar harga yang layak untuk produk yang berkualitas seperti ini?, Apakah pembeli rela membeli produk A dengan harga sekian?, Apakah pembeli lebih mementingkan harga, kualitas atau prestise? dan sebagainya.
Cara ini memang cukup menarik dan Anda jadi dapat memperkirakan seberapa berhasil penjualan Anda di awal. Meski begitu, tetap jangan lupakan soal harga produksi, kompetisi dan lainnya yang memang tidak kalah untuk dipikirkan.
Harga Margin
Bisa jadi Anda masih asing dengan istilah harga margin. Ya, harga margin adalah cara menentukan harga jual produk berdasarkan jumlah produksi dan perkiraan profit yang akan diambil.
Misalnya, Anda ingin berbisnis yang bergerak di bidang makanan dengan modal Rp. 20.000 dan akan menjualnya dengan harga Rp. 26.000. Anda tentu ingin tahu apakah harga yang Anda tentukan terlalu mahal atau pas.
Nah, untuk mengetahuinya, Anda bisa menggunakan rumus margin = (Harga jual-biaya produksi) / harga jual
Margin = (26.000 – 20.000) / 26.000 x 100%
Margin = 23%
Jadi, margin atau keuntungan yang akan Anda peroleh adalah 23%. Satu hal yang perlu Anda ketahui adalah batas wajar penentuan margin atau keuntungan per satu produknya adalah 50%.
Harga Keystone
Sekilas, menentukan harga jual produk berikut ini mirip dengan metode markup, yaitu menaikan harga sehingga memperoleh keuntungan. Namun, metode harga keystone tidak hanya memikirkan soal keuntungan saja, melainkan hal-hal yang tidak diinginkan dan tidak terduga.
Seperti misalnya Anda perlu memikirkan stok berlebihan sehingga sulit terjual habis hingga masa kadaluarsa, produk rusak yang diretur oleh pembeli dan hal lainnya. Metode ini kerap diterapkan oleh banyak department store yang memang memiliki resiko seperti yang sudah disinggung tadi.
Nah, jika Anda ingin menerapkan metode yang satu ini, jangan lupa untuk mempertimbangkan aspek-aspek lainnya. Tujuannya jelas, yaitu agar Anda tidak kehilangan pelanggan karena harga yang ditentukan terlalu tinggi. Karena penerapan metode ini bisa membuat Anda mengambil untung hingga 100%.
Value-based Pricing
Karena berhubungan dengan nilai sebuah produk, maka metode ini sangat cocok diterapkan oleh Anda yang berbisnis di bidang barang koleksi atau hobi. Karena produk yang Anda jual masuk dalam kategori hobi dan bukan kebutuhan, tentu saja Anda memiliki target pasar tersendiri.
Nah, metode value-based pricing biasanya ditentukan oleh pelanggan sehingga Anda juga perlu melakukan sebuah survei agar produk Anda tetap laku. Biasanya, pelanggan akan memberi atau menetapkan suatu indikator yang bisa dijadikan patokan oleh penjual untuk menentukan harga.
Value-based pricing juga dapat diterapkan untuk bisnis barang langka dan hewan peliharaan. Karena bagaimanapun juga, menjual hewan peliharaan juga masuk dalam kategori hobi.
Manufactured Suggested Retail Price (MSRP)
Nah, kali ini terdapat metode yang bisa Anda terapkan untuk menentukan harga berdasarkan keadaan stok. Ya, dalam metode ini Anda memang bisa menentukan sendiri harga jual suatu produk.
Meski sudah ditentukan, penjual juga dapat menaikan dan menurunkan harga di atas harga MSRP berdasarkan keadaan stok. Biasanya stok yang melimpah membuat harga tetap dan bahkan lebih murah dari biasanya. Ini terlihat dari banyaknya diskon besar-besaran ketika stok banyak.
Namun, ketika stok produk sudah mulai langka dan ini juga terjadi di toko-toko lainnya, maka harga bisa melambung tinggi. Jika dilihat, metode MSRP menerapkan prinsip demand and supply sehingga Anda bisa mengatur seberapa besar keuntungan yang didapat berdasarkan keadaan stok produk.
Markup Pricing
Bisa dibilang, metode markup pricing adalah cara menentukan harga yang paling sering diterapkan oleh para reseller. Mereka hanya perlu meningkatkan harga dari yang sudah ditentukan oleh pihak supplier untuk memperoleh keuntungan.
Cara menentukan keuntungan dalam metode ini tentu sangat mudah. Anda hanya perlu melihat berapa banyak biaya yang Anda keluarkan untuk membeli suatu produk dan keuntungan yang ingin Anda peroleh.
Seperti misalnya Anda membeli barang dari supplier senilai Rp. 10.000. Karena Anda ingin mengambil untung sebanyak Rp. 10.000 atau 100%, maka Anda hanya perlu menjual dengan harga Rp. 20.000.
Break Even Pricing
Metode cara menentukan harga jual produk yang terakhir ini berfokus pada biaya produksi dan permintaan pasar. Anda akan menggunakan dua faktor tersebut untuk mendapatkan sebuah harga jual harga per unitnya.
Nah, untuk menentukan apakah penjualan Anda mengalami kerugian atau keuntungan adalah dengan melihat seberapa tinggi hasil penjualan produk Anda. Jika penjualan Anda berada di bawah batas break even, maka bisnis Anda sedang merugi.
Sebaliknya, jika penjualan Anda mencapai bahkan melebihi batas break even maka bisnis Anda mengalami keuntungan. Malah, Anda bisa meningkatkan harga produk ketika permintaan sedang meningkat dan sebaliknya.
Itulah 9 cara menentukan harga jual produk yang bisa Anda terapkan untuk memperoleh keuntungan yang wajar. Semoga artikel ini bermanfaat dan sampai jumpa pada artikel berikutnya!