5 Fakta Gatotkaca Search Engine, Pesaing Google ala Johnny G Plate

Beberapa waktu yang lalu sempat viral mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate yang berambisi membuat Gatotkaca Search Engine. Tujuan ia mencetuskan ide tersebut karena ia ingin Indonesia mandiri dalam banyak bidang, termasuk soal search engine.

Malah, ia mengaku bahwa ide tersebut sudah muncul sejak ia pertama kali diangkat sebagai Menkominfo dalam kabinet Joko Widodo. Selanjutnya, ia juga mengatakan bahwa sebesar apapun biayanya, ia telah mempersiapkannya. Namun, saat ini proyek tersebut belum juga terealisasi.

Nah, terdapat beberapa fakta yang bisa Anda ketahui seputar search engine yang katanya akan menjadi pesaing Google dari Indonesia.

5 Fakta Gatotkaca Search Engine

Kendala Biaya

Dalam sektor IT, kehadiran biaya dalam jumlah besar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah proyek. Seperti yang Anda ketahui, dalam membuat sebuah website perusahaan pun, biaya yang besar seputar pembuatan hingga pemeliharaan terbilang cukup besar.

Terlebih lagi sebuah search engine sekelas Google, tentu cara kerjanya tidak sebatas di balik layar komputer saja. Terdapat data center dan sebuah bangunan untuk menempatkan data center tersebut.

Google sendiri saja mengakui bahwa mereka mengakui perlu mengeluarkan dana hingga triliunan rupiah untuk itu. Maka dari itu, besaran biaya yang dibutuhkan untuk membangun ini sangat besar dan menguras kas negara.

Indonesia Mandiri dalam Bidang Digital

Jika Gatotkaca Search Engine benar-benar dapat direalisasikan, maka kesempatan Indonesia agar dapat mandiri secara digital dapat terpenuhi. Ya, proyek besar ini bakal melengkapi infrastruktur Information and Communication Technologies atau disingkat sebagai ICT.

Selain itu, ada pula downstream-nya yang berupa aplikasi, inovasi dan invensi baru. Kedua hal tersebut harus dihasilkan untuk kebutuhan sendiri. Rencana ini memang menarik, terlebih dengan reputasi Indonesia yang baik di luar negeri semakin menambah popularitas Indonesia di kancah internasional dalam bidang teknologi.

Namun sayangnya, negara Indonesia belum siap dalam memenuhi tujuannya ini. Karena seperti yang Anda ketahui, terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi dalam struktur pelaksanaannya. Terlebih, kurangnya anak muda yang dapat berkontribusi dalam teknologi negara yang masih terbatas memperburuk ketidakmungkinan mega proyek ini dirampungkan dengan baik.

Baca juga:  Bikin Males Pulang, Ini Game Nostalgia Warnet Paling Populer

Ingin Mencontoh Negara Lain

Pada dasarnya, Google bukan satu-satunya search engine yang ada di dunia ini. Dan Amerika Serikat juga tidak sendirian dalam memiliki sebuah search engine buatan dalam negerinya.

Ada beberapa negara lain yang juga memiliki  search engine mereka sendiri, yaitu Tiongkok , Rusia dan Prancis. Kehadiran Indonesia dalam deretan negara yang memiliki search engine buatan dalam negeri merupakan sesuatu yang sangat baik.

Johnny G Plate pun pernah berkomentar bahwa jika Indonesia memiliki search engine sendiri, hal tersebut sangat baik. Namun sayangnya, kondisi negara dan SDM Indonesia masih belum siap dalam sejajar dengan negara-negara maju tersebut.

Respon Pencarian yang Unik

Salah satu yang unik dan menjadi sorotan pada ide Johnny G Plate ini adalah respon search engine ketika pengguna menekan enter atau search. Ya, Gatotkaca Search Engine seharusnya menampilkan sederet informasi ketika pengguna sudah mengetik kata kunci menekan tombol search.

Hal itu dilakukan oleh search engine lainnya sebagai pesaing Google. Namun sayangnya, Gatotkaca Search Engine malah menampilkan respon dengan tulisan yang cukup populer di kalangan anak muda, yaitu “Ya ndak tau, kok tanya saya”.

2
Tanggapan Gatotkaca Search Engine

Ya, kalimat tersebut merupakan kalimat yang populer yang pernah dikatakan oleh Jokowi selaku presiden Indonesia ketika diwawancara. Meskipun terasa lucu, namun di sisi lain ini adalah bentuk kegagalan produk dalam negeri untuk bersaing dengan produk luar negeri.

Respon Warganet

Jelas saja, proyek besar ini mendapatkan banyak respon dari warganet. Jika Anda pernah mengikuti beritanya waktu itu, terdapat search engine bernama Gatotkaca yang diklaim dapat menyaingi Google.

Search engine tersebut memiliki alamat lengkap gatotkaca.mooo.info yang memiliki tampilan unik dan menarik. Jelas saja, ada banyak macam respon warganet ketika melihat hal ini. Ada yang mendukung dan berharap search engine ini dapat bersaing dengan Google. Namun di sisi lain ada pula yang pesimis dan menganggap mencoba hal tersebut hanya membuang-buang waktu saja.

Beberapa Search Engine Selain Google

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, terdapat negara yang memiliki produk search engine mereka sendiri. Meski produk tersebut milik swasta, namun tetap saja search engine tersebut dibuat oleh rakyat negara itu sendiri.

Baca juga:  Situs untuk Latihan Mengetik 10 jari GRATIS! Lengkap dengan Tipsnya

Nah, berikut ini ada beberapa search engine dari negara lain selain Google : 

Microsoft Bing

Search engine Bing saat ini sudah bernama Microsoft Bing sejak Oktober 2020. Bing sudah menjadi mesin pencari alternatif terbaik dengan pangsa antara 2,83% hingga 12,31%. Dan sama seperti halnya persaingan bisnis lainnya, tujuan Microsoft membangun search engine ini adalah untuk menyaingi Google.

Namun sayangnya, upaya mereka untuk merebut hati masyarakat tidak terlalu berhasil. Karena masih banyak yang nyaman dalam menggunakan Google meski Microsoft sudah mengklaim bahwa Bing juga dapat diandalkan seperti kompetitiornya.

Ditambah, di setiap produk Microsoft, yaitu sistem operasi Windows, Microsoft Bing menjadi search engine bawaan. Namun, para pengguna tetap latah menggunakan Google Chrome sebagai mesin pencari andalan mereka.

Baidu

Baidu adalah mesin pencari buatan negeri Tiongkok pada tahun 2000. Sebagai mesin pencari di negara dengan penduduk terbanyak di dunia, tidak heran jika search engine yang satu ini memperoleh permintaan pencarian dengan jumlah milyaran per bulan.

Meskipun Anda bisa mengakses search engine ini di seluruh dunia, namun tetap saja bahasa yang ditampilkan adalah Mandarin. Baidu memiliki pangsa pasar global sebesar antara 0,68% dan 11,26% dan menjadi search engine yang berada di peringkat 6 dunia.

Yandex.ru

Selanjutnya ada search engine buatan negara Rusia yaitu Yandex.ru. Domainnya yang menggunakan domain lokal sangat mencerminkan negara asalnya. Saat ini, Yandex sudah berada di peringkat 8 sebagai situs web yang populer di Rusia.

Yandex hadir sebagai perusahaan teknologi yang membangun produk dan layanan dengan dukungan pembelajaran mesin. Di negara asalnya, search engine ini memiliki 65% pangsa pasar dan 0,5% hingga 1,16% di kancah global.

DuckDuckGo

Seperti namanya, DuckDuckGo memiliki logo dan maskot seekor bebek. Meski menerima permintaan pencarian sebanyak sekitar 90 juta per hari, tetap saja pangsa pasar globalnya masih di bawah 0,6%.

Dan tidak seperti Bing dan Google yang memiliki database index pencarian tersendiri, DuckDuckGo mengandalkan sumber lain untuk memberikan jawaban atas pertanyaan penggunanya.

Hal ini membuatnya tidak memiliki serangkaian sistem algoritma seperti Google dan tidak dapat menentukan hasil terbaik untuk setiap kata kunci pencarian.

Demikianlah artikel kami mengenai Gatotkaca search engine dan search engine lainnya yang dimiliki negara lain. Apabila ada topik yang kamu ingin kita bahas, segera komen di bawah ya!

Tinggalkan komentar